BERFIKIR INDUKTIF
3.1 GENERALISASI
Adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju
kesimpulan umum yang mengikat selutuh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki.
Contoh :
· Tamara Bleszynski adalah bintang iklan,
dan ia berparas cantik.
· Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas
cantik.
Generalisasi: Semua
bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua
bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena
belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan,
tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi
· Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
· Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: hamper seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantaloon
Prosedur pengujian
generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila
melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena
umum/ tidak umum.
Paragraf Generalisasi
Paragraf Generalisasi adalah penelaran induktif dengan
cara menarik kesimpulan dari data data yang ada. Unsur yang penting dalam
penulisan jenis paragraf ini adalah jumlah data harus cukup
untuk mewakili dan membenarkan kesimpulan anda di akhir paragraf.
Contoh Paragraf Generalisasi 1
Pendidikan karakter
untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus
dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para
koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang
merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan
yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pemerkosaan,pencurian dan
masih banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter masih belum efektif
mengubah karakter bangsa
Contoh Paragraf Generalisasi 2
Adi adalah anak yang
malas ia selalu saja menyontek pada saat ulangan Matematika. Alasan ia
mencontek ialah karena semalam belum belajar. Padahari ini ada ujian Matematika
yang susah. Maka bisa diperkirakan bahwa Adi hari ini akan mencontek lagi.
3.2 HIPOTESIS DAN TEORI
HIPOTESIS
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang
timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktianhipotesis, peneliti dapat saja dengan
sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebutpercobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah
teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit
menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga)
berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung,
maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia
hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut
hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo =
di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan,
kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti
kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis,
tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai
sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti
sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan
bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses
terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam
pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan
sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis
merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Kegunaan
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan
utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan
benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri.
Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Hipotesis dalam
penelitian
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan
hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuanpenelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian
eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin dataatau informasi tidak menggunakan hipotesis.Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat
tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif
dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang
bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang
akan dihasilkan.
Karakteristik
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan
benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.
Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis
tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan
juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus
memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan
sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan
secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara
pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenaifenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, ataudistribusi suatu variabel atau fenomenanya yang
dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam
hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran
yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis
dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan
untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, danspesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab
itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi
metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data,analisis data, maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat
spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik
yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara
variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat
umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan
tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis
akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana
kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan
hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis
yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan
antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang
diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena
sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan
berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya
dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran
ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary
hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang
menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam
penalaran ilmiah.Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan
suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan
secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan
hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang
hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya
dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah
fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yangrelevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada
ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham
atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini.
Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah
fakta. Sebagai contoh sebuah anekdotyang jelas menggambarkan sifat penemuan
dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton
tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan
keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebutverifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti
cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi.Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa
tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa
tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi
dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat
diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
TEORI
Teori adalah suatu set
dari hubungan antar konstruk, konsep,
definisi/batasan, dan preposisi yang menyajikan suatu
pandangan sistematis
tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel,
dengan tujuan menjelaska dan memprediksi fenomena tersebut.nSecara sederhana, teori adalah suatu pemikiran,
penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui kebenarannya secara ilmiah
Fungsi Teori
1. Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti Misalnya: jika
penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan
tentang motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
2. Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Misalnya: menjelaskan hubungan motivasi dengan prestasi kerja
3. Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian. Misalnya: Teori menyatakan
bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja.Maka hipotesisnya adalah
”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini
sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut.
4. Dasar untuk menyusun Instrument penelitian (misalnya
angket) Misalnya: Teori menyatakan bahwa Seseorang memiliki Motivasi
kerja yang tinggi atau rendah bisa dilihat dari: Semangat untuk
bekerja keras, Punya cita-cita, Selalu ingin untuk maju, dsb. Maka ciri-Cirri
tersebut dapat digunakan untuk menyusun angket penelitian.
5. AcuanUntuk membahas hasil penelitian Misalnya: Misalnya Dari hasil
penelitianyang telah dilakukan (Bab IV skripsi) Diperoleh hasil bahwa ada
pengaruh motivasi terhadap kinerja, Maka untuk membahas hasil penelitian ini,
Kita bisa mengkaitkannya dengan teori (Bab II skripsi
Sumber Teori
· Buku teks (text book)
· Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
· Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah), dll.
Hubungan hipotesis dan teori
Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai
jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan
antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah
diformulasikan dalamkerangka teoritis. Hipotesis ini,
diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pernyataan
hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan
dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah
yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang
digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teoriyang tepat akan menghasilkan hipotesis
yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti
atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji
suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang
diturunkan dari teori.
Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati
dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam
bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah
melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan
tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang
menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati
atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi
yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut
sebagai hipotesis.
Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-konsep (pada tingkat
abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang menunjukkan
hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau empiris). Hipotesis
menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis dimungkinkan
dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengumpulan data
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu,
hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang
dapat diuji (statement of theory in testable form), atau kadang-kadanag
hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas (tentative
statements about reality).
Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis akan
sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang
diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,
atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,
karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori,
tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu
fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh
tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam
kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun
dalam kerangka teoritis. Karena itu,
baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada keadaan relatif dari teori
penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut hipotesis
penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering
terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif), kadang-kadang
sebaliknya yang terjadi.
3.3 ANALOGI
Dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses
morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi merupakan
pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat
sama. Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya
anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada
persamaan pula dalam hal yang lain. Defenisi lain yang di maksud dengan
analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal
yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan
tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep
Contoh:
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Paragraf Analogi
paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak
mengandung persamaan. Dalam membuat paragraf analogi ini kita diharuskan
memikirkan 2 hal yang memiliki kesamaan. Proses berfikir ini ialah yang disebut
proses berfikir Induktif. Jadi proses berfikir induktif ialah proses berfikir
yang bergerak dari pandangan umum lalu menuju kepada penjelasan yang lebih
khusus lagi. Atau bisa dengan mudah kita pahami bahwa Berfikir induktif bisa
dikatakan dengan meletakkan gagasan utama di awal paragraf seperti pada
paragraf induktif.
Contoh Paragraf Analogi 1:
Budi adalah anak yang
penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai
kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia
tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang
hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan
tuannnya.
Contoh Paragraf Analogi 2:
Belajar dengan menggunakan
buku dan kertas seperti pedang yang berkepala dua . Jika menggunakan kertas
terlalu banyak dapat menyebabkan hutan gundul dan pemansan global terjadi. Tapi
apabila tidak menggunakan kertas dapat menyebabkan orang tidak dapat belajar
dengan baik apalagi yang memiliki tingkat ekonomi terbatas serba salah untuk
mengambil keputusan seperti saat menggukan pedang berkepala dua yang bisa
menyerang 2 arah yang berlawanan.
3.4 HUBUNGAN KAUSAL (Sebab-Akibat)
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan keterkaitan atau
ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau permsalahan.
Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai sebab, atau
sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila belum
mengalami akibat.
Contoh hubungan kausal :
Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku..
Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang
untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di
pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan
terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.
Pengertian lain :
Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang dharuri dan
pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh
kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima
tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan
keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang
telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Paragraf Sebab-Akibat
merupakan paragraf yang menjadi sebab dahulu ditulis lalu di akhir paragraf
memuat akibatnya. Paragraf Sebab Akibat ini merupakan salah satu
contoh pola berfikir induktif.
Paragraf Sebab akibat
sendiri bisa dibagi atas 3 yaitu:
1. Menimbulkan 1 akibat
2. Menimbulkan banyak akibat
3. Menimbulkan sebab akibat berantai.
Contoh Paragraf Sebab
Akibat 1;
Banyak sekali kasus
penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun belakangan. Pemerintah
sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun
faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat
dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah
tidak adalagi yang mengikat. Oleh karena itu tiap datang musim hutan selalu
terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor.
Contoh Paragraf Sebab
Akibat 2;
Budi adalah anak yang
baik. Ia suka membantu orang tua kapanpun. Kebiasaan menabung,belajar, dan suka menolong sudah ia
lakukan sejak masih kecil. Sekarang di sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang
siap menjalani hidup. Akibat kebiasaan lamanya ia sudah siap menghadapi
berbagai masalah yang datang silih berganti.
3.5 INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
Pengertian : salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Pengertian : salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
3.6 SOAL
1. Suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh
fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki adalah pengertian
dari..
A. Generalisas
B. Hipotesis
C. Teori
D. Analogi
Jawaban ( A )
2. Dalam arti bahasa antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain ialah pengertian dari?
A. Analogi
B. Hipotesis
C. Eksposisi
D. Teori
Jawaban ( A )
3. Prosedur pengujian atas generalisasi
tersebut adalah:
A. Jumlah sampel yang
diteliti terwakili
B. Sampel harus bervariasi
C. Mempertimbangkan hal-hal
yang menyimpang dari fenomena umum/tidak umum
D. Semua jawaban benar
Jawaban ( D )
4. Sumber- sumber dalam Teori diantaranya ialah..
A. Buku teks (text book)
B. Jurnal (terbitan hasil
penelitian ilmiah)
C. Proseding (kumpulan
makalah seminar ilmiah)
D. Semua jawaban benar
Jawaban ( D )
5. Salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat adalah
pengertian dari..
A. Analogi
B. Induksi dalam Metode Eksposisi
C. Teori
D. Hipotesis
Jawaban
( B )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar